Pages

Minggu, 30 September 2012

Jalan-jalan ( Bab Zuwayla)




Jalan-jalan bagi sebagian orang mungkin hal yang teramat biasa,tapi bagi saya banyak hal yang bisa saya dapatkan dari jalan-jalan,bisa dibilang hobi,tapi juga hiburan.tak perlu jauh yang penting menarik dan kita bisa menikmatinya.
Beberapa hari yang lalu saya dan 2 orang kawan saya sebut saja KH dan FA memiliki gagasan untuk menjelajahi tempat-tempat bersejarah dikairo,waktunya ditentukan sebisanya minimal sebuan 2 kali dan maksimal seminggu sekali hal ini untuk mengantisipasi kesibukan dikuliah juga kegiatan ekstra lain.selain itu ada tugas yang disepakati untuk masing-masing orang,setiap orang berkewajiban untuk menulis artikel tentang perjalanan tersebut,sebuah karangan bebas yang pasti tentang pandangan masing-masing orang terhadap obyek yang dikunjungi dan mempostingnya diblog masing-masing.program ini kami sebut “perjalanan trio kwek-kwek”.
Pekan lalu perjalanan kami mulai,tapi bukan berarti dengan tanpa halangan,hampir saja acara jalan-jalan kami itu kami batalkan,gara-garanya jam molor yang masih kami pakai,rencana awal kami akan menelusuri bagian selatan kota kairo melewati jalan al-muiz lidinillah dimulai dari masjid Azhar kemudian Al-Ghohouri,menyusuri jalan setapak yang menjadi pasar lalu naik dikeatas menara Bab-Zuwaiyla,sholat dimasjid Sultan Muayyad lalu berjalan terus sampai ke masjid kembar Sultan Rifa’I dan Sultan Hasan dibelakang Benteng Sholahuddin Al-Ayyubi.karena waktu yang mepet kami akhirnya hanya bisa menjelajahi setengah tempat tersebut yaitu sampai di Bab Zuwayla.
Perjalanan cukup santai dan lancar ketergesaan kami akhirnya mencair Karena jalanan yang cukup lengang,kami meluncur dari hay El-Asyir tempat kami tinggal menuju ke El-Darrasah,kami menunggu bis cukup lama karena bis menuju tempat tujuan kami hanya ada 3 nomor, 80 coret,65 kuning dan 353.demi empersingkat waktu kami akhirnya naik bus menuju ke Awal Sabiq,disana kami pun masih agak kesulitan menemukan bis yang kami tuju,kira-kira 15 kemudian baru kami mendapat bus jurusan Darrasah.sesampainya di mahattah bus Darrasah kami segera menuju tempat tujuan kami yaitu Bab Zuwayla,kira-kira berjalan 15 menit dari mahattah menuju ke jalan utama Al muiz lidinillah,sesampainya kami di jalan yang dituju kami pun segera menikmati suasana pasar yang ada disepanjang jalan menuju tujuan utama kami.
Jalan-jalan yang kami lalui sedikit berbeda dengan terakhir kali kami kesini,jalanan yang dulunya becek dan kotor sekarang sudah berubah menjadi bersih dan teratur batako yang dipasang benar-benar memberi rasa nyaman bagi kami untuk menikmati keramaian pasar tersebut.hampir seluruh dagangan yang dijual dipasar tersebut adalah pakaian.hanay sedikit yang menjual barang-barang lain maupun makanan dan jika ada maka itu Cuma pelangkap saja.
Setelah sampai di Bab Zuwayla kami bertiga pun segera naik kepuncak menara tiketnya cukup murah untuk turis asing 8 LE dan untuk pribumi atau pelajar asing yang berada dimesir cukup merogoh kocek 1 Le atau sekitar Rp 2000.selasai membayar kami langsung naik keatas menara,menikmati pemandangan kairo yang teramat berbeda dari apa yang kita lihat ketika berada dibukut Muqattam ataupun ketika berada di kairo tower.dari atas menara Bab zuwayla yang pertama kali kami lihat adalah kesan kumuh dan tua.reruntuhan gempa tahun 90an masih dibiarkan begitu saja.tapi kesan itu pun sirnah ketika melihat kearah Azhar Park,Benteng Sholahuddin dan juga Masjid kembar Sultan Hasan dan Rifa’I yang saat itu gagal kami kunjungi.Kesan kuno dan penuh sejarah menambah nyaman suasana sore itu,indah,eksotik.Rasa lelah karena perjalanan juga dongkol karena lama menunggu mencair seketika,yang tergambar adalah sebuah zaman dimana kota itu dibangun dan usaha untuk melindunginya.Bab Zuwaila merupakan salah satu pintu masuk kota kairo lama dari sebelah selatan.selain Bab Zuwayla masih ada lagi Bab Futuh dan Bab Nasr yang menjadi gerbang masuk kota sebelah utara.puas berfoto dan menikmati pemandangan kota “Kuno” Kairo,akhirnya kami memutuskan untuk turun dan melaksanakan sholat ashar di masjid Sultan Muayyad yang tepat berada di bawah Gerbang.

Masjid Al-Muayyad dibangun ketika zaman dinasti mamluk oleh sultan Al-Mu'ayyad Sayf ad-Din Shaykh yang kemudian dijadikan nama masjid tersebut.masjid tersebut dibangun pada tahun 1415 M dan selesai pada Tahun 1421 M.selain masjid disana juga dipakai sebagai Madrasah untuk mengajarkan 4 madzhab.dulunya masjid ini merupakan penjara tepat dibawah dinding Bab Zuwayla.sampai saat ini penjara bawah tanah itu pun masih ada dan bisa dikunjungi kapan saja jika anda mau.
Setelah selesai sholat dan mengabadikan moment perjalanan pertama kami tersebut akhirnya kami pun bergegas pulang.rasa puas tampak dalam senyum dan jalan kami yang riang.mungkin suatu hari kami akan kesini lagi,tentunya dengan cerita berbeda dan tentu dengan sejarah yang lebih lengkap tentunya.
See u next time guys…

Jumat, 28 September 2012

Teramat rindu



Sekuncup rindu yang kau tanamkan padaku
Cukup membuatku selalu mengenang
Berharap cukup kesempatan
Memperbaiki kesalahan,melengkapi kekurangan
Yang terbersik dalam katamu

Rabu, 26 September 2012

Tentang Cinta



Yang datang dan menghilang dalam dunia
Sedang dia yang melihat kelangit ada purnama
Cinta,
Sepertikah dirimu yang selalu menjelma
Dalam bayang mata yang tak pernah bisa dikuasai logika
Rindu,
Seperti salju putih yang teramat indah
Melengkapi dingin syaraf tubuh
Dia,
Seperti kesempurnaan dalam kata cinta
Karena hati tak bisa menjelaskan segalanya
Aku,
Menunggu dia memulai lagi tentang hati
Diam-diam aku berharap dalam do’a
Waktu,
Semilir yang menggebu
Sampai detik yang tak menentu


#"karena cinta itu bukan hanya tentang saya atau kamu tapi cinta itu tentang kita"

Sabtu, 22 September 2012

MBAH PUTRI



Sang Ibu,Sang Guru


Jika berbicara tentang keluarga yang paling dekat setelah Ayah,Ibu,Kakak dan Adik tentu saya akan mengatakan nenek,Nenek saya bernama Simpen nama orang zaman dahulu,beliau menikah dengan kakek saya yang bernama Parto,dari pernikahan itu beliau dikaruniai 4 orang anak yang pertama Bude Muz,kedua Bude Sri,Ketiga Pakde Wachid dan terakhir Dahlan ayah saya.
Sebagai seorang ibu Nenek termasuk orang yang sangat baik terhadap anak-anaknya,dalam aspek pendidikan nenek merupakan seorang yang sangat gigih untuk mendorong anak-anaknya melanjutkan kejenjang tertinggi kuliah pada masa itu,Alhamdulillah walau lama pada akhirnya pakde Wachid nebjadi sarjana pertama dalam keluarga kami.begitu bangganya beliau pada pakde.walau begitu nenek tidak pernah pilih kasih terhadap anak-anaknya.Sifatnya yang penyayang dan tegas membuat beliau tampak mandiri diusianya yang mulai senja.rumah yang beliau miliki ditinggali oleh kami sekeluarga,sedang beliau tinggal rumah pakde wachid yang letaknya tepat didepan rumah kami.disanalah beliau tinggal,dan melaksanakan aktifitas sehari-hari,layaknya perempuan zaman dulu yang tidak bisa jika hanya duduk diam selalu ada saja hal-hal yang dilakukan mulai dari berkebun,beternak dan lain-lain.

Kamis, 20 September 2012

BUKU 1 (DETEKTIF)





Misteri,teka teki,kasus,spionase,konspirasi,kata-kata yang bagi saya sangatlah menarik,namun bagaimanapun asal mula ketertarikan saya dengan hal-hal tersebut, bisa jadi karena  pengaruh paman-paman saya yang juga gemar membaca dan mengoleksi novel detektif walaupun tidak sedikit pula novel-novel silat seperti Wiro Sableng pendekar 212 dan Si Buta dari Gua Hantu yang ikut melengkapi koleksi paman saya.
Saya masih ingat betul ketika saya baru bisa membaca ketika usia saya masih duduk di kelas 2 SD hampir semua buku yang saya temui pasti saya baca mulai dari buku-buku pelajaran SMP,SMA,bacaan umum seperti Novel,cerpen dan komik.