Berdiri diantara kerlap-kerlip cahaya
dalam diamnya sang jiwa
mata-mata itu tahu
suara yang menggema diantara telinga-telinga mereka
suara yang melantangkan cinta,suara yang bercerita tentang senyawa rindu
dari ringkih tubuh yang cangung,kembang kempis dada yang ceking,
suara itu bergemuruh
tapi apa kau tahu keramaian membiusnya menjadi kaku
terpukul hatiku menatap elok setiap desisan yang seperti kelu,bisu
semua tertawa,bicara sedang aq menatapnya tanpa kata,
yang berpuisi dalam jiwanya,pasti tahu,
yang berpuisi dalam hatinya,pasti mengerti
mulut itu tidak sedang berbahasa dalam kaidah-kaidah,
mulut itu sedang merapal kata dalam bahasa jiwa,bahasa buana
tak perlu kata dan semua mengerti apa itu cinta
berdiri dibawah lampu-lampu yang menelanjangi keelokan mimik mukanya
tubuh mungil diantara tiang yang berdiri
masih dalam kata-katanya yang berirama dalam petikan nada-nada
juga resapan-resapan kebebasan yang bercerita
tapi,
mata-mata yang bahkan bukan tertuju pada maknanya
hal lain yang membuat tuli telinga dan buta dirinya
hal yang tak pernah bisa dikatakan oleh mulut yang bisu
menutup mata,lalu terbuka
ternyata sepi dalam babak selanjutnya
yang berdiri hanya tanya,
yang tersisa hanya tepukan tangan tak bernyawa
yang tersisa hanya luka dan kecewa
#Kairo menuju tengah malam "Andai aku penguasa waktu"
22 Oktober 2012
0 komentar:
Posting Komentar