Setelah ini apa lagi?
Dingin sudah sampai dirusuk-rusuk tulang,
Bulannya indah jika ingin tahu,walau belum purnama
Awan-awan menghiasinya dengan indah
Sayang,
duduk tak nyaman karena rasa kopi ini pahit
lupa adukan yang kesepuluh
atau karena lidah sudah lupa cara mengecap manis?
Entahlah......
Malam ini ada yang special,
Berteriak dalam hati,raga ini sedang perih
Kepala yang bosan dengan segala rintih dan keseriusan
Lagi-lagi bicara rindu....
Seperti apa itu,seperti inikah?(menunjuk dada)
Atau seperti itu (menunjuk kepala)
Pasrah saja,akhirnya....
Biar yang dikatakan dalam maktub diterima
Dengan dada ini....
Dengan hati ini....
Dengan sepenuh jiwa ini...
Allah....
Ridhokan....
Allah..
ikhlaskan....
atas setiap kehendak-Mu Rabbil izzati.....
#Biar kami mengerti dengan cinta-Mu Rabbi....
Dingin sudah sampai dirusuk-rusuk tulang,
Bulannya indah jika ingin tahu,walau belum purnama
Awan-awan menghiasinya dengan indah
Sayang,
duduk tak nyaman karena rasa kopi ini pahit
lupa adukan yang kesepuluh
atau karena lidah sudah lupa cara mengecap manis?
Entahlah......
Malam ini ada yang special,
Berteriak dalam hati,raga ini sedang perih
Kepala yang bosan dengan segala rintih dan keseriusan
Lagi-lagi bicara rindu....
Seperti apa itu,seperti inikah?(menunjuk dada)
Atau seperti itu (menunjuk kepala)
Pasrah saja,akhirnya....
Biar yang dikatakan dalam maktub diterima
Dengan dada ini....
Dengan hati ini....
Dengan sepenuh jiwa ini...
Allah....
Ridhokan....
Allah..
ikhlaskan....
atas setiap kehendak-Mu Rabbil izzati.....
#Biar kami mengerti dengan cinta-Mu Rabbi....
0 komentar:
Posting Komentar